Pengikut

Selasa, 27 Agustus 2019

oleh oleh korea

Selain Hanbok Korea, 5 Buah Tangan Khas Negeri Ginseng Ini Wajib Dibawa Pulang



1. Lengkapi kebutuhan rumah tangga dengan Hanji 

hanji
sumber: google - antiquealive.com
Pernah mendengar apa itu Hanji? Memang memiliki nama depan han seperti Hanbok Korea, namun Hanji adalah kertas kehidupan yang dianggap berharga oleh orang Korea. Kertas khas Korea ini memiliki manfaat besar bagi penduduk lokal dari lahir sampai meninggal dunia. Hanji sering digunakan oleh orang-orang Korea dalam keperluan sehari-hari, mulai dari dinding, lantai, jendela, buku hingga dijadikan sebagai peti mati. 
Kertas pada umumnya dibuat dari bahan dasar sodium hidroksida, berbeda dengan hanji yang diproduksi dari kulit pohon murbei atau Chomok. Terdapat 3 jenis pohon murbei yang dapat digunakan untuk membuat kertas dan tumbuh di Korea. Seperti Mulberry Mahjong lebih cocok menjadi bahan untuk kertas lantai, karena bertekstur keras dengan serat sedikit tipis. Sedangkan untuk kertas kaligrafi biasa menggunakan Yoyo Jong karena berserat panjang, lembut dan tebal. 

2. Buchae mengubah musim panas menjadi lebih sejuk

Buchae
sumber: Twitter  - @DBNusa
Oleh-oleh khas Korea yang satu ini lebih dikenal sebagai simbol sarjana atau seonbi berupa kipas. Jika anda penggemar Drama Saeguk pasti pernah melihat buchae, sering dibawa oleh para kaum pelajar atau bangsawan. Sekarang kipas ini beralih fungsi menjadi bagian dari aksesoris untuk pelengkap Hanbok Korea, baik dalam modelhanbok modern atau hanbok batik. Laki-laki atau perempuan bisa membawa buchae ketika mengenakan baju khas Korea, tidak ada larangan khusus justru akan membuat anda terlihat lebih menawan.
Buchae terdiri dari 2 jenis, pertama berbentuk bulat dan didominasi dengan warna utama seperti kuning, merah dan biru. Sementara buchae kedua memiliki ciri kipas lipat putih dengan goresan lukisan sederhana dan huruf hangul, dibuat layaknya tulisan jaman dulu. Wisatawan bebas memilih jenis kipas pertama atau kedua sesuai dengan keinginan, aksesoris ini juga praktis dibawa kemana saja terlebih ketika cuaca panas.

3. Makan kurang lengkap tanpa Sujeo 

sujeo
sumber: google - elevenia
Seperti halnya di Negara kita, peralatan makan juga dapat difungsikan sebagai souvenir pesta pernikahan, hadiah ulang tahun atau cinderamata. Jika anda sedang liburan ke Korea tetapi bingung menentukan buah tangan apa untuk dibawa pulang, dapat memilih Sujeo menjadi souvenir unik. Kebanyakan orang hanya paham Sujeo berbentuk sendok saja, sebenarnya Sujeo merupakan set alat makan Korea yang terdiri dari sendok dan sumpit. 
Alat makan ini dibuat dari bahan logam seperti perak, kuningan, perunggu atau baja yang tahan karat. Kemasan Sujeo juga sederhana hanya menggunakan kantong kain atau karton, untuk souvenir lebih baik dibungkus kain bordiran khas Korea yang bermotif cantik. Setiap kantong kain memiliki simbol kebaikan, yaitu umur panjang. Apabila anda memberikan Sujeo pada orang terdekat maka dapat bermakna sebagai harapan dan doa untuk umur mereka.

4. Buncheong, buah tangan seharga ginseng Korea

Buncheong
sumber: google - commons.wikimedia.org
Buah tangan yang satu ini cenderung dipilih oleh wisatawan yang membawa saku lebih saat liburan ke Korea. Buncheong atau keramik adalah aksesoris bertarif cukup mahal dijadikan oleh-oleh untuk teman dekat. Namun barang ini akan membuat perjalanan anda lebih berarti karena keramik khas Korea sudah terbukti akan kecantikan bentuknya. Bucheong memiliki warna abu-abu kehitaman dan hijau biru karena terinspirasi dari seni Goryeo Cheongja tepatnya pada akhir Dinasti Goryeo. Jenis bucheong yang diproduksi di masa awal Dinasti Joseon bentuknya lebih padat dan dinamis, sedangkan pada masa Dinasti Goryeo dibuat dengan lapisan putih, diglasir dan dibakar dalam tungku.
Bucheong Goryeo menghasilkan keramik dengan dekorasi glasir berwarna hijau biru pucat dan lapisan putih. Ciri khas inilah yang menjadikan bucheong sebagai oleh-oleh yang tepat bagi pecinta budaya selain Hanbok Korea. Sebelum berkembang seperti sekarang, industri keramik pada tahun 1592 hampir mati, karena banyak pengrajin yang diculik dan tungkunya dibakar hancur.

5. Buat penampilan lebih menawan dengan mengenakan Hanbok Korea 

Gyeongbokgung Palace
Photo by @abbie.goes.places
Hanbok Korea merupakan aksesoris sempurna sebagai buah tangan untuk orang istimewa. Pakaian tradisional Korea ini adalah kebutuhan primer yang dipakai penduduk pada saat era Dinasti Joseon.  Mulai dari acara formal, perayaan, semi-formal hingga festival, Hanbok menjadi pakaian wajib yang dikenakan oleh setiap orang. Pola baju hanbokcenderung dibuat dengan warna cerah, tidak bersaku dan memiliki garis sederhana. Namun sekarang banyak orang memproduksi hanbok Korea modern yang berfungsi untuk oleh-oleh khas Negeri Ginseng. 
Hanbok wanita biasa dipatok dengan harga mulai dari KRW 150.000, sudah termasuk atasan dan bawahan. Sedangkanhanbok pria sedikit lebih murah dijual mulai dari KRW 130.000. Perlu diingat, semakin bagus ornamen dan bahan hanbok maka harganya semakin mahal. Gwangjang Market dan Dongdaemun adalah beberapa tempat yang menyediakan hanbok dengan harga lebih terjangkau. Namun apabila anda hanya ingin memakai pakaian tradisional ini dapat menyewa hanbok di Istana Gyeongbokgung. Jangan hanya berdiam diri, pilih hanbok tercantik dan jelajahi setiap sudut istana bak putri kerajaan Korea.

video:



Rabu, 21 Agustus 2019

perkembangan hanbok dari masa ke masa

1. Mula-mula, pada masa dinasti Silla, hanbok masih menyerupai hanfu atau pakaian tradisional China. Belum terlihat seperti tampilan hanbok pada umumnya


mirip pakaian tradisional China via www.youtube.com
Seperti yang diceritakan dalam serial drama The Great Queen of Silla: Queen SeonDeok, gambaran hanbok semi hanfu pada masa pemerintahan Dinasti Silla jelas tampak di sana. Pakaian wanita yang penuh dengan corak, motif, dan warna merupakan pakaian bangsawan. Sedangkan pakaian yang terlihat biasa saja atau tanpa motif merupakan pakaian kelas di bawah bangsawan.

2. Saat Raja Goryeo menikahi ratu Mongol pada masa kekuasaannya, hanbok beralih tampilan mengikuti gaya Mongol


meniru gaya Mongol via www.eastbound88.com
Setelah dinasti Silla, muncul masa pemerintahan dinasti Goryeo yang pada saat itu menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol hingga harus menikahi ratunya. Perubahan bentuk hanbok pun mulai kembali terjadi, seperti chima (rok) yang jadi sedikit lebih pendek, jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

3. Model hanbok yang berlaku sampai sekarang mulai ada sejak masa dinasti Joseon, yakni gabungan chima yang agak menggelembung dan jeogori yang ditutup dengan pita di satu sisi


jeogori dan chima jadi khas via en.wikipedia.org
ADVERTISEMENT
Hanbok pada masa Joseon digunakan sebagai pakaian sehari-hari, pun untuk acara pernikahan. Waktu itu para gadis mengenakan chima merah dan jeogori kuning. Warna-warna yang semarak memang menonjolkan keunikan dan dimaksudkan untuk menghalangi roh jahat. Setelan hanbok pada masa itu tampak nyaman karena lebar dan leluasa serta menampilkan keindahan bentuk leher dan lengkung bahu wanita Korea.

4. Pada akhir masa dinasti Joseon, jeogori secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek, beberapa pelengkap hanbok pun mulai populer


jeogori diperpendek dan ada korset via id.pinterest.com
Jeogori terus mengalami perkembangan, sejalan dengan diperkenalkannya Magoja alias jaket bergaya Manchu oleh Daewon-gun pada akhir abad ke-19. Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi lebih pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset untuk menutupi bagian perut karena begitu pendeknya jeogori.

5. Durumagi, tampak serupa jeogori yang bentuknya sangat panjang hingga kaki. Pakaian ini biasa dikenakan saat musim dingin


baju hangat via www.duowedstyle.com
Durumagi biasanya difungsikan sebagai jaket penghangat karena umumnya terbuat dari bahan yang tebal.

6. Rompi khas Joseon yang biasanya dipakai merangkapi jeogori biasa disebut baeja


rompi hanbok via weheartit.com
Durumagi juga memiliki jenis baeja sendiri dengan model yang lebih panjang.

7. Kalau hanboknya para bangsawan Joseon dinamakan Dang-ui. Biasanya digunakan dalam upacara nggak resmi atau terkadang juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari


pakaian para bangsawan via beauty-around.com
Dang-ui ini bentuknya seperti jeogori namun lebih panjang. Pakaian ini juga memiliki corak dan warna yang khas. Ada yang polos, corak full yang motifnya mengisi seluruh bidang, dan corak dengan satu motif utama di bagian tengah. Biasanya untuk dang-ui ratu, terdapat corak utama lingkaran di bagian tengah dengan isian motif yang mengandung filosofis tersendiri.

8. Sedangkan wonsam, merupakan semacam durumagi atau jas panjang mirip gaun. Tapi nggak selalu dipakai saat musim dingin saja, dipakai saat seremonial resmi juga bisa


untuk seremonial via id.pinterest.com
Wonsam ini diperuntukkan bagi wanita yang sudah menikah pada dinasti Joseon. Bisa juga dikenakan oleh bangsawan, wanita keluarga istana, dan wanita yang mulia dan setiapgolongan masyarakat. Wonsam memiliki motif  dan warna yang berbeda di setiap peruntukannya.

9. Meskipun orang biasa, hanbok untuk ‘dayang’ atau pegawai istana dispesialkan. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan mereka dengan kasta bawah


dayang istana via es.pinterest.com
Korea adalah negara yang masih melestarikan sistem kasta, sehingga hanbok atau pakaian tradisional-lah yang menjadi identitas mereka. Nggak terkecuali seorang ‘dayang’ atau pegawai istana wanita. Biarpun pekerjaannya melayani, setidaknya dayang-dayang ini tinggal di lingkungan kerajaan dan akan mudah dikenali lewat pakaiannya.

10. Berbeda dengan Gungnyeo, hanbok untuk dayang khusus upacara atau seremonial. Terkadang bentuknya mirip dang-ui atau wonsam namun polos tanpa corak


lebih resmi via id.wikipedia.org

11. Untuk gaun pengantin, wanita bangsawan era Goryeo hingga Joseon mengenakan Hwal-ot. Sekilas mirip wonsam, namun dengan chima yang lebih panjang hingga menyapu lantai serta motifnya yang lebih meriah


baju pengantin via kokoreaann.blogspot.co.id
Pola Hwal-ot biasanya bersulam terataiphoenixkupu-kupudan sepuluh simbol tradisional umur panjang seperti mataharigunung, airawanbatupohon pinusjamur keabadian, kura-kura, bangauputihdan rusaHwal-ot juga khas dengan aksen biru, merahdan kuning garis-garis berwarna di setiap lengannya. Setelah mengenakan jeogori dan chima, barulah Hwal-oini dikenakan.

12. Pakaian kebesaran sang ratu disebut jeokui, biasanya dipakai saat seremonial resmi tertentu


baju kebesaran via id.pinterest.com
Jeokui berasal dari kata ‘jeok’ yang berarti burung, karenanya jeokui menggunakan pola burung. Warna jeokui berbeda-beda tergantung dari status dalam keluarga kerajaanPermaisuri menggunakan jeokui berwarna ungumerah, ratu menggunakan jeokui berwarna merah muda, dan putri mahkota menggunakan jeokui berwarna biru

13. Ada juga penutup kepala seperti hijab khas Korea yang dikenakan di kepala wanita, lho!

Dalam beberapa adegan di sageuk drama, kamu bisa melihat peran wanita menutupi kepalanya ketika sedang berjalan-jalan. Hal itu dilakukan karena pada masa itu wanita nggak boleh memperlihatkan wajahnya kepada orang asing. Maka dipakailah kain untuk menutupi kepala mereka.

Jang-ot, hijab khas Korea berupa pakaian sekaligus kerudung yang bisa dipakai semua kasta. Hampir mirip dengan jeogori dan durumagi, tetapi bentuknya lebih panjang dan berkerah


jang-ot via glimja.deviantart.com
Jang-ot digunakan di atas kepala untuk menutupi kepala, badan, dan wajah. Biasanya dipakai saat wanita hendak keluar rumah. Uniknya, kerudung ini memiliki lengan seperti jilbab modern masa kini.

Sseugae chima, adalah kain yang dibuat meyerupai chima dan digunakan untuk menutup wajah bagi wanita


untuk musim panas via id.pinterest.com
Sseugae chima merupakan kerudung yang biasanya dipakai oleh wanita kasta menengah dan atas ketika bepergian di musim panas, gunanya melindungi dari sengatan sinar matahari. Satu lagi, cheonae, merupakan kebalikan dari sseugae chima, dipakai saat musim dingin dan bisa digunakan untuk menghangatkan bagian kepala.

14. Selain hanbok tradisional, ada pula hanbok modern yang mengimprovisasi tren fashion zaman sekarang dengan tanpa menghilangkan unsur tradisi hanbok itu sendiri


hanbok modern santai via kultscene.com

hanbok modern pernikahan via id.pinterest.com

Hanbok bergaya modern ini biasanya digunakan untuk acara yang sifatnya resmi namun santai, acara ulang tahun maupun upacara pernikahan masa kini. Ide-ide yang segar dan terbilang inovatif dengan balutan warni-warni yang cerah tampak pada hanbok modern, tentunya tanpa meninggalkan kesan nasionalismenya.

Selasa, 20 Agustus 2019

cara memakai HANBOK

Entah sudah berapa tahun yang lalu, saya pernah melihat drama Korea yang mengisahkan tentang seorang mahasiswi yang jatuh cinta pada dosennya, dan dalam cerita itu yang saya ingat adalah ketika sang mahasiswi menanyakan pakaian apa yang menurut pria dosen itu paling seksi. Ia menjawab ” Hanbok “. Drama terus berlanjut, namun saya pada kesempatan kali ini tidak membahas cerita drama Korea tersebut, namun membahas mengenai pakaian yang namanya “Hanbok” tersebut.
Awal tulisan ini adalah inisitif dari seorang teman yang ingin memadukan antara hanbok Korea dengan batik Indonesia. Sebelum mewujudkannya tentu saya mencoba menulis tentang apa hanbok itu.
Hanbok adalah pakain tradisional Korea Selatan atau Choson-ot untuk sebutan di Korea Utara.  Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada ” pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, misalnya tahun baru  seollal ( imlek ) atau perayaan chuseok.
Bagian-bagian Hanbok :
1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung  dan dekorasi yang lembut.
2.Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .
3.  Otgoreum (Cloth Strings):  adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )
4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.
5.Pattern:  susunan gambar atau garis  dan juga perpaduan warna.
Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae ( pada lengan ), kket dong ( lengan ) dan lain sebagainya.
Untuk hanbok pria ada ” baji ” yaitu celana untuk hanbok. biasanya bentuknya longgar .

Pada kesempatan ini kita akan belajar memakai otgoreum ( pita ) pada hanbok, karena walaupun nampak sederhana, namun seringkali kesulitan .

1. Ada dua sisi yang kita anggap A ( kiri )  dan B ( kanan ) . Letakkan sisi A di atas sisi B.
2. Sisi A putar dan tarik ke atas.
3. Dengan panjang kira-kira 10 cm lipat sisi B
4. Kembali sisi A diputar ( di talikan ) lagi.
5. Tarik dan rapikan.
6. Atur keserasian panjang antara kedua sisi tersebut.




video:


Senin, 12 Agustus 2019

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hanbok pada masa Tiga Kerajaan[sunting | sunting sumber]


Pakaian Raja dan Ratu Kerajaan Silla
Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Struktur tersebut sepertinya tidak banyak berubah sampai saat ini.
Pada akhir masa Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang.
Pada masa ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) diadopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Ada yang disebut Gwanbok, pakaian tradisional untuk pegawai kerajaan pada masa lalu.

Periode Goryeo[sunting | sunting sumber]

Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lalu mengikuti gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, rok (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

Periode Joseon[sunting | sunting sumber]


Pakaian pria bangsawan
Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini.
Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.
Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.
Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.

Aksesori untuk kepala[sunting | sunting sumber]

Baik pria maupun wanita memelihara rambut mereka menjadi panjang. Pada saat mereka menikah, mereka mengkonde rambutnya. Pria mengkonde (mengikat) rambutnya sampai atas kepala (sangtu), sedangkan wanita mengkonde sampai batas di belakang kepala atau di atas leher belakang. Wanita yang berprofesi sebagai penghibur seperti kisaeng, memakai aksesori wig yang disebut gache. Gache sempat dilarang di istana pada abad ke-18. Pada akhir abad ke-19, gache semakin populer di antara kaum wanita dengan bentuk yang semakin besar dan berat.
Tusuk konde binyeo, ditusukkan melewati konde rambut sebagai pengencang atau aksesori. Bahan pembuatan binyeo bervariasi sesuai kedudukan sosial pemakainya. Wnita juga mengenakan jokduri pada hari pernikahan mereka dan memakai ayam untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin.
Pria menggunkan gat, topi yang dianyam dari rambut kuda, yang juga bervariasi model dan bentuknya sesuai status atau kelas.

Perayaan[sunting | sunting sumber]


Hwalot, pakaian pengantin
Hanbok digunakan diklasifikasikan berdasarkan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk untuk hari ulang tahun pertama anak.

Hanbok modern[sunting | sunting sumber]

Hanbok modern untuk anak-anak terbagi atas 2 atau 3 bagian dan bisa dipakai dengan mudah. Hanbok anak-anak dipakai biasanya satu atau dua kali setahun dalam perayaan Chuseok atau tahun baru imlek (seollal). Pada ulangtahun pertamanya (doljanchianak-anak memakai hanbok pertama mereka.[1]
















jangan lupa ketik link dibawah ini:

pjlrmh.blogspot.com


video sejarah hanbok



oleh oleh korea

Selain Hanbok Korea, 5 Buah Tangan Khas Negeri Ginseng Ini Wajib Dibawa Pulang 1. Lengkapi kebutuhan rumah tangga dengan Hanji  ...